Hubungan Pemasaran Sosial dengan Peningkatan Kunjungan Rumah Sakit

Posted by Tentang Penelitian 0 komentar
Amirullah. 2012. Analisis Hubungan Pemasaran Sosial dengan Peningkatan Jumlah Kunjungan Di Rumah Sakit Dr. Tadjuddin Chalid Makassar.

Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan pemasaran sosial (produk, harga, tempat, dan promosi) dengan peningkatan jumlah kunjungan di Rumah Sakit Dr. Tadjuddin Chalid Makassar.

social marketingJenis penelitian adalah survey analitik dengan metode potong lintang. Sampel sebanyak 87 pasien rawat jalan yang menggunakan jasa pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Dr. Tadjuddin Chalid Makassar. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Data dianalisis dengan menggunakan uji Chi-Square pada α < 5 %.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara produk dengan peningkatan jumlah kunjungan (p = 0,000). Ada hubungan antara harga dengan peningkatan jumlah kunjungan (p = 0,000).Ada hubungan antara tempat dengan peningkatan jumlah kunjungan (p = 0,000). Ada hubungan antara promosi dengan peningkatan jumlah kunjungan (p = 0,000). Promosi memiliki kontribusi yang paling besar terhadap peningkatan jumlah kunjungan di Rumah Sakit Dr. Tadjuddin Chalid Makassar (Wald = 31,199).

Dalam bentuk pdf, anda dapat mendownload Tesis ini secara lengkap  melalui file Hubungan Pemasaran Sosial dengan Peningkatan Kunjungan Rumah Sakit.

Baca Selengkapnya ....

Gambaran Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntikan Depo Progestin

Posted by Tentang Penelitian 0 komentar

Dian Asymeidah. 2010. Gambaran Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntikan Depo Progestin di RB Mattirobaji Kec.Somba Opu Kab.Gowa Periode Januari s/d Desember 2009.

Keluarga Berencana (KB)
Metode pemakaian suntikan Keluarga Berencana (KB) merupakan bagian keluarga berencana serta peminatnya semakin bertambah tingginya pemakaian suntik Keluarga Berencana (KB) oleh karena kerjanya efektif pemakaiannya praktis, harganya relatif murah dan dapat dipakai pasca persalinan pada ibu menyusui.

Secara keseluruhan jumlah sampel sebanyak 85 akseptor dan semuanya adalah pengguna alat kontrasepsi suntikan Depo Progestin yaitu 85 akseptor, hasil penelitian disimpulkan kelompok umur 20 - 35 tahun mayoritas di banding dengan kelompok umur  < 20 tahun, dan pengguna alat kontrasepsi suntikan Depo Progestin mayoritas pada paritas 1 - 2 dan minoritas pada paritas > 2. 

Kesimpulan dari penelitian yang penulis angkat yaitu (1) gambaran penggunaan alat kontrasepsi suntikan depo progestin berdasarkan umur akseptor mayoritas berumur antara 20-35 tahun yaitu 67 akseptor (78,82%) dan minoritas berumur < 20 tahun yaitu 2 akseptor(2,36%), (2) Gambaran penggunaan alat kontrasepsi suntikan depo progestin berdasarkan paritas 1-2 yaitu 45 akseptor (52,94%) di banding dengan paritas > 2 yaitu 40 akseptor (47,06%), (3) Pengetahuan ibu hamil tentang Sembilan tanda bahaya kehamilan berdasarkan umur paling banyak yang termasuk resiko rendah termasuk kelompok umur (20-35 tahun).

Dan penulis menyarankan perlu perhatian dari instansi kesehatan maupun RB Mattirobaji tentang keluarga berencana dan peningkatan penggunaan alat kontrasepsi, perlunya peningkatan penyuluhan kepada ibu tentang pentingnya penggunaan alat kontrasepsi,peningkatan pelayanan kesehatan ibu yang berorientasi pada norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera serta peningkatan penyuluhan kepada ibu tentang pentingnya penggunaan alat kontrasepsi,adanya kerjasama tenaga kesehatan ibu tentang kesadaran dalam penggunaan alat kontrasepsi.

Dalam bentuk PDF, Anda dapat mendownload secara lengkap KTI Gambaran Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntikan Depo Progestin.

Baca Selengkapnya ....

Prevalensi Terjadinya Kanker Serviks Pada Wanita

Posted by asharologi 0 komentar

Ng Juen Xiang. 2010. Prevalensi Terjadinya Kanker Serviks pada Wanita Berdasarkan Usia dan Jenis Kanker pada Tahun 2009 di RSUP H. Adam Malik. 

Kanker Leher Rahim
Kasus kanker serviks mencakup 12% dari seluruh jenis kanker pada wanita di dunia dan kasus-kasus kankers serviks lebih sering dijumpai di Negara yang berkembang di mana Negara berkembang ini mencakupi 80% kasus kanker serviks di dunia. Di Indonesia kanker serviks merupakan kanker ganas utama pada wanita.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui jumlah penderita kanker serviks dan jenis kanker serviks yang ada di RSUP. H Adam Malik pada tahun 2009. Jenis penelitian adalah deskriptif dan metode penelitian yang digunakan adalah cross-sectional.

Distribusi kanker serviks paling prevalensi adalah pada golongan usia 35- 54 tahun, sebanyak 75% dari jumlah kasus dan jenis kanker yang paling sering dijumpai adalah squamous cell carcinoma sebanyak 85.5% dari jumlah kasus.

Dalam bentuk pdf, anda dapat mendownload secara lengkap KTI Prevalensi Terjadinya Kanker Serviks Pada Wanita.


Baca Selengkapnya ....

Upaya Pencegahan-Pengobatan IMS Kalangan Gay

Posted by asharologi 0 komentar
Farit Rezal. 2012. Upaya-upaya Pencegahan dan Pola Pencarian Pengobatan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) Di Kalangan “Laki-laki yang Suka Berhubungan Seks dengan Laki-laki” (LSL/GAY) Di Kota Makassar.

Infeksi Menular Seksual (IMS) telah lama dikenal dan beberapa diantaranya sangat populer di Indonesia. Beberapa tahun terakhir ini tampak kecenderungan meningkatnya prevalensi IMS hingga 10% pada beberapa kelompok Pekerja Seks Komersial (PSK) dan sebesar 35% pada kelompok homoseksual. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi perilaku LSL dalam melakukan upaya pencegahan setelah menderita IMS dan pola pencarian pengobatan terhadap IMS. 
gambar Gay
Jenis penelitian adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, informan yang dalam penelitian ini adalah komunitas LSL di Kota Makassar yang pernah menderita IMS. Informan dipilih dengan Snowball Research Strategies dan dianalisis dengan menggunakan metode content analysis (analisis isi).

Hasil penelitian menunjukan bahwa yang melatar belakangi informan memilih identitas seksual sebagai LSL adalah kekerasan seksual, pergaulan tidak sehat semasa remaja, kekecewaan terhadap lawan jenis dan faktor ekonomi. Orientas iseksual yang berbeda memicu perilaku seksual informan yang beresiko terhadap penularan IMS dimana kepercayaan awam merupakan usaha pencegahan yang mereka tempuh pada saat berhubungan seksual baik dengan pasangan laki-laki maupun perempuannya. Peran Yayasan Gaya Celebes, media informasi, serta konseling yang mereka ikuti menginisiasi perubahan perilaku komunitas LSL di Kota Makassar untuk melakukan hubungan seksual yang aman. Namun dalam usaha pengobatan komunitas ini masih menerapkan konsep menjadi dokter buat diri sendiri, karena dipengaruhi oleh norma subjektif pada saat mereka tertular IMS.

Hasil penelitian ini menyarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut yang mengkaji beberapa upaya-upaya pencegahan medis tidak hanya terbatas pada kepercayaan awam yang merupakan perspektif keliru komunitas ini dan pola pencarian pengobatan IMS. Selain itu lintas sektoral dapat membuat rancangan sebuah model penyuluhan efektif berupa iklan di beberapa hotspot di tempat-tempat nongkrong para LSL.

Dalam bentuk pdf, anda dapat mendownload Tesis ini selengkapnya melalui file Upaya Pencegahan-Pengobatan IMS Di Kalangan Gay.
sumber gambar: tribunnews.com

Baca Selengkapnya ....

Dampak Penyuluhan Inisiasi Menyusui Dini Pada Ibu Bersalin

Posted by asharologi 0 komentar
Henrick Sampeangin. 2012. Dampak Penyuluhan Inisiasi Menyusu Dini Pada Ibu Bersalin Di Kota Parepare.

Penelitian ini bertujuan menilai perbedaan pengetahuan ibu bersalin tentang IMD sebelum dan sesudah intervensi, menilai perbedaan sikap ibu bersalin sebelum dan sesudah intervensi, menilai tindakan ibu bersalin dalam pemberian IMD, dan menilai dampak penyuluhan IMD pada ibu bersalin setelah intervensi di Kota Parepare.

menyusui dini
Jenis penelitian adalah kuasi eksperimen dengan rancangan Non-Randomized Control Group Pretest-postest Design. Sampel sebanyak 200 orang ibu hamil yang usia kehamilannya 35-36 minggu di Kota Parepare, pada kelompok intervensi dan kontrol. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Data dianalisis dengan menggunakan uji Wilcoxon, Mann-Whitney, dan Regresi Linear.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pengetahuan ibu tentang inisiasi menyusu dini sebelum dan sesudah intervensi (p = 0,000). Ada perbedaan sikap ibu tentang inisiasi menyusu dini sebelum dan sesudah intervensi (p = 0,000). Sebanyak 55,0 % ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini setelah mendapatkan intervensi. Pengaruh media yaitu pernah terpapar video IMD yang paling dominan berdampak terhadap pengetahuan ibu tentang inisiasi menyusu dini (p = 0,001), tidak ada satu pun variabel yang paling dominan berdampak terhadap sikap terhadap inisiasi menyusu dini (semua p > 0,05), serta pengaruh media (pernah terpapar video IMD) yang paling dominan berdampak terhadap tindakan inisiasi menyusu dini (p = 0,014).

Dinas Kesehatan Kota Parepare, Puskesmas, dan rumah sakit perlu mensosialisasikan pentingnya IMD kepada bidan sebagai tangan pertama yang dapat merangkul ibu hamil untuk melaksanakan IMD.

Dalam bentuk pdf, anda dapat mendownload Tesis ini selengkapnya melalui file Dampak Penyuluhan Inisiasi Menyusui Dini Pada Ibu Bersalinsumber gambar: niniksaja.wordpress.com

Baca Selengkapnya ....

Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Perkembangan Moral Remaja

Posted by asharologi 0 komentar

Nirwana. 2008. Pengaruh Teknologi Informasi terhadap Perkembangan Moral Remaja di Kelurahan Lette Kecamatan Mariso Kota Makassar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Ada tidaknya pengaruh teknologi informasi terhadap perkembangan moral remaja Kelurahan Lette Kecamatan Mariso Kota Makasar. (2) Upaya penanggulangan terhadap informasi yang dapat berpengaruh negatif terhadap perkembangan moral.

teknologi informasiSubjek pada studi ini adalah remaja Kelurahan Lette Kecamatan Mariso Kota Makassar dengan jumlah 2586 orang, jumlah sampel 96 orang dengan rentang usia berkisar 11 – 14 tahun sebanyak 29 orang (30,2 %), 15 – 19 tahun sebanyak 29 orang (30,2 %), dan usia 21 – 24 tahun sebanyak 38 orang (39,6 %). Sedangkan dari kualifikasi jenis kelamin, yakni 47 orang (49 %) laki-laki dan 49 orang (51 %) perempuan. Data diambil dengan cara proportional random sampling. 

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, angket model inventory, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara deskriptif kecenderungan pemanfaatan teknologi informasi remaja Kelurahan Lette berada pada kategori sedang, yakni 44,8 %. Sementara kecenderungan perkembangan moral remaja Kelurahan Lette berada pada kategori, baik yakni 51,0%. 

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa penggunaan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap perkembangan moral remaja. Hal ini ditunjukkan oleh hasil korelasi kedua variabel tersebut memiliki nilai signifikasi 0,000 lebih kecil dari 0,05. Dengan nilai koefisin korelasi kontingensi sebesar 0,219, maka dari segi kekuatan hubungan disimpulkan pula bahwa hubungan yang terjadi yaitu hubungan rendah atau lemah. 

Meskipun secara perhitungan statistik, terdapat hubungan rendah antara teknologi informasi dengan perkembangan moral remaja di kelurahan Lette, tetapi pengaruh-pengaruh negatifnya tetap diantisipasi oleh remaja itu sendiri, tokoh pemuda, orang tua, dan aparat pemerintahan setempat. 

Hal demikian sesuai dengan hasil wawancara penulis mulai dari tanggal 25 – 27 Februari 2008, disimpulkan bahwa dalam upaya penanggulangan efek negatif dari pemanfaatan teknologi informasi, dengan banyaknya penyaluran berita atau informasi yang bermuatan pornografi dan pornoaksi melalui berbagai media, yakni bekerjasama dengan semua pihak dalam hal menangani persoalan-persoalan pemberitaan yang negatif, disamping memberi ruang aktivitas bagi remaja untuk lebih banyak beraktivitas yang sifatnya positif.

Dalam bentuk pdf, Anda dapat mendownload selengkapnya Skripsi Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Perkembangan Moral Remaja.
sumber gambar: koleksi pribadi


Baca Selengkapnya ....

Persepsi Guru Terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Posted by asharologi 0 komentar
Mahmud Arni. 2008. Persepsi Guru Bahasa Indonesia Terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

gambar KTSPPenelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui persepsi guru Bahasa Indonesia terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada SMA Negeri di Kabupaten Sinjai. Variabel dalam penelitian ini adalah Persepsi guru Bahasa Indonesia terhadap KTSP yang terdiri dari dua sub variabel: (1) Tingkat pengetahuan guru Bahasa Indonesia terhadap KTSP dengan indikator (a) Konsep dasar KTSP; (b) Ruang lingkup KTSP; (c) Proses pembelajaran; dan (d) Sistem penilaian KTSP pada SMA Negeri di Kabupaten Sinjai; 
(2) sikap guru Bahasa Indonesia terhadap KTSP dengan indikator (a) Konsep dasar KTSP; (b) Ruang lingkup KTSP; (c) Proses pembelajaran; dan (d) Sistem penilaian KTSP pada SMA Negeri di Kabupaten Sinjai. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampel populasi. Subyek penelitian semua guru Bahasa Indonesia di Kabupaten Sinjai yang terdiri dari 25 orang.

Teknik pengumpulan data yaitu dengan tes pengetahuan terdiri dari 20 item dan angket sikap yang terdiri dari 32 item. Teknik analisis data dengan statistik deskriptif persentase. 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan guru Bahasa Indonesia terhadap KTSP di SMA Negeri Kabupaten Sinjai dengan indikator (a) Konsep dasar KTSP dikategorikan Sangat tinggi dan Tinggi yakni 36%; (b) Ruang lingkup KTSP dikategorikan tinggi yakni 64%; (c) Proses pembelajaran dikategorikan sangat rendah yakni 32%; dan (d) Sistem penilaian KTSP dikategorikan cukup tinggi yakni 52%. 

Secara umum Tingkat pengetahuan dikategorikan tinggi yakni 60% dan sikap guru Bahasa Indonesia terhadap KTSP di SMA Negeri Kabupaten Sinjai dengan indikator (a) Konsep dasar KTSP dikategorikan Positif yakni 72%; (b) Ruang lingkup KTSP dikategorikan positif yakni 84%; (c) Proses pembelajaran dikategorikan positif yakni 80%; (d) Sistem penilaian KTSP dikategorikan Positif yakni 72%, secara umum sikap dikategorikan positif yakni 92%.

Dalam bentuk pdf, Anda dapat mendownload selengkapnya Skripsi Persepsi Guru Terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
sumber gambar: myindismart.blogspot.com

Baca Selengkapnya ....

Pengaruh Motivasi Belajar, Disiplin Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa

Posted by asharologi 0 komentar
Ashar. 2007. Pengaruh Motivasi Belajar dan Disiplin Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif Pada Mata Kuliah Perilaku Berkarya.


Penelitian ini merupakan penelitian ekspose-facto bersifat korelasional yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama antara motivasi belajar dan disiplin terhadap prestasi belajar mahasiswa pendidikan teknik otomotif pada mata kuliah perilaku berkarya. Populasi penelitian 114 orang, jumlah sampel 53 orang mahasiswa diambil secara proportional random sampling

motivasi belajarHasil analisis statistik deskriptif menunjukkan bahwa motivasi belajar, disiplin dan prestasi belajar pada kategori cukup, yaitu (58%, 55% dan 61%). Hasil analisis statistik inferensial menunjukkan bahwa motivasi belajar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa pendidikan teknik otomotif pada mata kuliah perilaku berkarya di mana harga koefisien F hitung lebih besar dari F tabel (15,781 &gt; 4,03) pada taraf kesalahan 5%, sedangkan nilai R hitung lebih besar dari R tabel (0,486 &gt; 0,297), ini menunjukkan motivasi belajar berkorelasi positif dengan prestasi belajar mahasiswa pendidikan teknik otomotif pada mata kuliah perilaku berkarya. 

Disiplin juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa pendidikan teknik otomotif pada mata kuliah perilaku berkarya di mana harga koefisien F hitung lebih besar dari F tabel (11,079 &gt; 4,03) pada taraf kesalahan 5%, sedangkan nilai R hitung lebih besar dari R tabel (0,422 &gt; 0,297), ini menunjukkan disiplin berkorelasi positif dengan prestasi belajar mahasiswa pendidikan teknik otomotif pada mata kuliah perilaku berkarya. 

Selain itu ditemukan pula bahwa motivasi belajar dan disiplin secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar di mana harga koefisien F hitung lebih besar dari F tabel (8,675 &gt; 3,18) pada taraf kesalahan 5%, sedangkan nilai R hitung lebih besar dari R table (0,508 &gt; 0,297), ini menunjukkan motivasi belajar dan disiplin secara bersama-sama berkorelasi positif dengan prestasi belajar mahasiswa pendidikan teknik otomotif pada mata kuliah perilaku berkarya. 

Nilai R Adjusted Square (koefisien determinasi disesuaikan) sebesar 0,228 yang berarti bahwa besarnya sumbangan efektif secara bersama-sama antara motivasi belajar dan disiplin terhadap prestasi belajar mahasiswa pendidikan teknik otomotif pada mata kuliah perilaku berkarya sebesar 22,8%. Hasil ini menunjukkan bahwa sebesar 77,2% prestasi belajar mahasiswa pendidikan teknik otomotif pada mata kuliah perilaku berkarya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

Dalam bentuk pdf, anda dapat mendownload secara lengkap Skripsi Pengaruh Motivasi Belajar dan Disiplin Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa.
sumber gambar: womenworld.org

Baca Selengkapnya ....

Strategi Public Relations Distro Chambers Sebagai Referensi Fashion

Posted by asharologi 0 komentar

Ahmad Sawi. 2010. Strategi Public Relations Distro Chambers Makassar Dalam Mempertahankan Citra Sebagai Referensi Fashion Remaja.

Penelitian ini memakai metode deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus pada Chambers Makassar, pendekatan kualitatif holistik. Data primer penelitian ini adalah akivitas PR Chambers Makassar dan wawancara terhadap Manajemen PR & Promotion (Hardinansyah), Staf Promotion (Muh. Taufiq Hidayat), Team Kreatif/Designer (Syahrasi & Habiburrahman), General Manager (S. Prahmana Mallolo) distro CHAMBERS. Data sekunder adalah literatur yang berhubungan kajian penelitian ini serta dokumen resmi CHAMBERS.

Analisis data ini mengambil langkah deduktif induktif dalam kerangka kerja penelitiannya. Analisis data dalam penelitian ini dilaksanakan secara kualitatif dengan hasil wawancara dan pengamatan akan dipaparkan secara naratif dan melalui proses klasifikasi dan penarikan kesimpulan secara induktif.

Dari penelitian dengan pedoman penelitian diatas, maka didapatkan kesimpulan bahwa;
(1) Strategi public relations distro Chambers dalam membentuk citra postifnya, dilakukan dengan membangun brand image di segment pasarnya, yakni remaja urban. Terutama menjaga komunitas paling loyal, yakni komunitas remaja dan anak muda yang bergerak di wilayah indie, terutama musisi-musisi lokal beserta komunitas mereka.

(2) Beberapa faktor yang mempengaruhi Chambers dalam mempetahankan citranya adalah, kompetisi di bisnis retail ini semakin menjamur, yang biasanya mendompleng citra yang telah dibangun oleh pelaku industri kreatif fashion komunitas indie. Chambers terkendala pada sumber daya manusia yang bisa me_review 'citra' Chambers kepada konsumen yang lebih luas.

Dalam bentuk pdf, anda dapat mendownload selengkapnya Skripsi Strategi Public Relations Distro Chambers Makassar Dalam Mempertahankan Citra Sebagai Referensi Fashion Remaja.
sumber gambar: facebook.com/chmbrs

Baca Selengkapnya ....

Penerapan Pembelajaran Terbalik Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Posted by asharologi 0 komentar

Andi Satriani. 2009. Penerapan Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching) dalam Meningatkan Hasil Belajar Biologi Siswa

Metode pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) merupakan suatu metode yang memandirikan siswa untuk belajar dengan menerapkan empat strategi, yaitu menyimpulkan bahan ajar, menyusun pertanyaan, menyelesaikan soal-soal, dan menjelaskan kembali pengetahuan yang diperolehnya.

pembelajaran terbalikPenelitian ini membahas tentang penerapan pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) dalam meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA MAN Lappariaja Kab. Bone, dimana kelas XIa selaku kelompok kontrol dan kelas XIb selaku kelompok eksperimen dengan jumlah keseluruhan siswa 60 orang. 

Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes. Pengolahan data dilakukan dengan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran terbalik (bebas) dan hasil belajar biologi (terikat).

Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara hasil belajar biologi yang menggunakan metode pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching). Dari perbandingan hasil belajar akhir siswa kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, rata-rata pada kelompok eksperimen 76,08 dalam interval 75-89 pada kategori tinggi dengan persentase 56,34%, sementara pada kelompok kontrol skor rata-ratanya sebesar 57,03 dalam interval 55-74 pada kategori rendah dengan persentase 63,34%.

Jadi hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kelompok eksperimen mengalami peningkatan hasil belajar dari kategori rendah menjadi kategori tinggi dengan skor rata-rata 76,08. Hal ini berarti terdapat peningkatan yang maksimal dengan menggunakan metode pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) dibanding tanpa menggunakan metode pembelajaran terbalik. Hasil analisis menunjukkan nilai H0 ditolak. Jadi ini berarti bahwa penggunaan metode pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) mempunyai pengaruh positif terhadap penguasaan materi biologi siswa kelas XI IPA MAN Lappariaja Kab. Bone.

Dalam bentuk PDF, Anda dapat mendownload secara lengkap Skripsi Penerapan Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.
sumber gambar: wbungs.blogspot.com

Baca Selengkapnya ....

Faktor Pendukung Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Posted by asharologi 0 komentar

Herwin. 2009. Faktor Pendukung Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan di Jurusan Otomotif SMK Kartika VII-I Makassar dari aspek: (1) pemberian otonomi kepada sekolah dan satuan pendidikan dalam hal (a) kewenangan mengembangkan pembelajaran, (b) kewenangan menggali dan mengelola sumber dana; (2) partisipasi masyarakat dan orang tua siswa dalam hal (a) memberi bantuan dana, (b) menjadi nara sumber dalam kegiatan sekolah, (c) ikut serta merumuskan program yang berkaitan dengan peningkatan kualitas pembelajaran; (3) kepemimpinan yang demokratis dan professional dalam hal (a) musyawarah dalam setiap pengambilan keputusan, (b) bekerja berdasarkan job yang telah disepakati bersama; (4) tim kerja yang kompak dan transparan dalam hal (a) bekerjasama secara tim dalam meningkatkan mutu pembelajaran, (b) menilai masing-masing kelemahan diri dan berupaya memperbaiki dalam kerangka tim, (c) terbuka terhadap kritik dan saran yang sifatnya membangun, (d) serta transparansi penggunaan dana. 
KTSP
Populasi terdiri atas guru Jurusan Otomotif yang berjumlah 12 orang sekaligus selaku responden. Pengambilan data menggunakan teknik angket tertutup yang berskala nominal. Data di analisis dengan analisis frekuensi dan persentase. 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan pada Jurusan Otomotif SMK Kartika VII-I Makassar pada aspek otonomi sekolah belum diterapkan secara luas; partisipasi masyarakat dan orang tua siswa cukup tinggi; kepemimpinan diterapkan secara demokratis dan profesional; serta tim kerja sekolah bekerja dengan kompak dan transparan. 

Dalam bentuk pdf, anda dapat mendownload selengkapnya Skripsi Faktor Pendukung Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
sumber gambar: blog.umy.ac.id 

Baca Selengkapnya ....

Metode Pembelajaran Karyawisata dalam Meningkatkan Kreativitas Menulis Puisi

Posted by asharologi 0 komentar

Nurhidayat. 2010. Penerapan Metode Pembelajaran Karyawisata dalam Meningkatkan Kreativitas Menulis Puisi Siswa. 

Penelitian ini bertujuan untuk merancang (1) perencanaan penerapan metode pembelajaran karyawisata dalam meningkatkan kreativitas menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Turatea Kabupaten Jeneponto, (2) pelaksanaan penerapan metode pembelajaran kreativitas menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Turatea Kabupaten Jeneponto,(3) evaluasi/penilaian penerapan metode pembelajaran karyawisata dalam meningkatkan kreativitas menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Turatea Kabupaten Jeneponto.

gambar pembelajaran karyawisataPenelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan dua siklus, masing-masing siklus dilaksanakan dalam empat tahap. Data tentang observasi siswa dianalisis secara kualitatif yaitu dengan menggunakan lembar observasi keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, adapun hasil menulis puisi siswa dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif. 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) penerapan metode pembelajaran karyawisata dalam meningkatkan kreativitas siswa kelas VII SMP Negeri 2 Turatea Kabupaten Jeneponto pada siklus I dinyatakan belum berhasil karena di dalam proses pembelajaran motivasi dan kreativitas siswa menulis puisi belum mencapai indikator yang ingin dicapai dalam penerapan metode pembelajaran karyawisata; (2) penerapan metode pembelajaran karyawisata pada siklus II dinyatakan berhasil dalam meningkatkan kreativitas menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Turatea Kabupaten Jeneponto.

Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan kepada: (1) guru kelas VII SMP Negeri 2 Turatea Kabupaten Jeneponto untuk menerapkan metode pembelajaran karyawisata; (2) Kompetensi guru kelas VII smp negeri 2 turatea kabupaten jeneponto dalam menerapkan metode pembelajaran karyawisata tidak monoton dan mengarahkan siswa dalam meningkatkan daya imajinasi siswa; (3) para peneliti dibidang yang sama agar melakukan penelitian lebih lanjut tentang penerapan metode pembelajaran karyawisata dalam meningkatkan kreativitas siswa dalam menulis puisi.

Dalam bentuk PDF, anda dapat mendownload selengkapnya Skripsi Penerapan Metode Pembelajaran Karyawisata dalam Meningkatkan Kreativitas Menulis Puisi Siswa.
sumber gambar: smpmuhammadiyah13jkt.wordpress.com 

Baca Selengkapnya ....

Gambaran Pelayanan Kesehatan Pada Pasien Jamkesmas

Posted by asharologi 0 komentar

jamkesmas
M. Amir. 2009. Gambaran Pelayanan Kesehatan Pada Pasien Jamkesmas.

Program pelayanan Jamkesmas harus dilakukan secara professional dan tanpa adanya kepentingan, hal ini merupakan bagian kecil dari asumsi masyarakat tentang pelayanan pasien Jamkesmas, yang semestinya tidak ada perbedaan pelayanan yang mendasar antara pasien Jamkesmas dengan pasien umum.

Penelitian ini bertujuan diketahuinya pelaksanaan pelayanan kesehatan peserta Jamkesmas di RSUD Daya Kota Makassar ditinjau dariaspek, pelayanan petugas kesehatan, pelayanan penunjang medis dan ketersediaan obat.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Daya kota Makassar, dengan jumlah sampel sebesar 44 orang yang kemudian dijadikan sebagai responden.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 44 responden paling banyak yang responden yang menganggap pelayanan petugas kesehatan cukup baik yaitu 27 responden (61,4%) dibandingkan dengan pelayanan petugas kesehatan kurang yaitu 17 responden (38,6%). Dan yang menganggap pemeriksaan penunjang medis cukup baik yaitu 24 responden (54,5%) dibandingkan dengan pemeriksaan penunjang medis kurang baik yaitu 20 responden (45,5%). dan dari 44 responden yang menganggap ketersediaan obat lebih banyak yang menjawab ketersediaan obat kurang yaitu 28 responden (63,6%) dibandingkan dengan yang menjawab ketersediaan obat cukup yaitu 16 responden (36,4%).

Dari hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan bahwa petugas kesehatan pelayanan penunjang medis dan ketersediaan obat masih banyak mendapat keluhan dari masyarakat. Sehingga diharapkan agar pihak terkait lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sehingga masyarakat pengguna Jamkesmas merasa tidak dibedakan-bedakan dengan pasien umum.

Dalam bentuk pdf, anda dapat mendownload selengkapnya Skripsi Gambaran Pelayanan Kesehatan Pada Pasien Jamkesmas.
sumber gambar: waspada.co.id

Baca Selengkapnya ....

Hubungan Lingkungan Kerja Terhadap Stres Karyawan

Posted by asharologi 0 komentar

Amirullah. 2010. Hubungan Lingkungan Kerja Terhadap Tingkat Stres Karyawan.

gambar orang stresSeiring dengan persaingan perusahaan yang makin berkembang dan menuntut kinerja yang semakin maksimal, sangat berpengaruh besar pada stress kerja. Perusahaan-perusahaan dihadapkan pada mayoritas kerja yang penuh dengan stres. Stres kerja kerap menjangkit banyak pihak ditempat kerja, sehingga banyak sekali orang mencari ketegangan untuk mendapatkan sedikit kesenangan setelah berjam-jam dihadapkan pada suatu pekerjaan yang penuh dengan stres seperti menonton pertandingan. 

Semakin stres dan menegangkan maka akan semakin seru, namun akan lain ceritanya kalau kita mengartikan stres sebagai keadaan di bawah tekanan, dan tentunya yang ada dibayangan kita adalah suatu ketegangan, kelelahan, kecemasan, depresi, rasa khawatir, bahkan kemarahan. Tak jarang orang menganggap bahwa kerja adalah sumber stres yang paling relevan dan sebaliknya rekreasi, cuti, atau liburan adalah sumber pelepasnya. Hal ini menyebabkan pengertian stres bergeser ke arah yang negatif, sehingga semua ingin menghindarinya. Reaksi orang tidak akan sama terhadap situasi stres yang sama.

Stres yang dialami seseorang sebenarnya berada dibawah kontrol orang itu sendiri, karena masalahnya ada didalam cara seseorang tersebut mempersepsikannya. Setiap aspek di pekerjaan dapat membangkitkan stres. Sumber stres yang menyebabkan seseorang tidak berfungsi secara optimal, atau yang menyebabkan seseorang jatuh sakit, tidak saja datang dari satu macam pembangkit stres, tetapi datang dari beberapa macam pembangkit stres, dan sebagian besar adalah dari waktu manusia bekerja, karena lingkungan pekerjaan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kesehatan seseorang bekerja. 

Hasil penelitian Hurrell dkk (Munandar, 2001) suara yang bising, lingkungan kerja yang kotor dan tidak sehat oleh para pekerja pabrik di nilai sebagai faktor yang tinggi sebagai pembangkit stres. Menurut para ahli, stres kerja dapat menimbulkan dampak yang baik sekaligus dampak yang buruk juga bagi yang bersangkutan dan organisasi atau perusahaan. Stres yang terlalu banyak akan membuat kesehatan seseorang menurun dan cenderung tidak produktif, tetapi sebaliknya stres dalam jumlah yang kecil akan bermanfaat karena dapat membantu memusatkan perhatian dan kinerja karyawan. 

Dalam bentuk PDF, anda dapat mendownload Makalah ini secara lengkap melalui file Hubungan Lingkungan Kerja Terhadap Tingkat Stres Karyawan.
image source by europeancleaningjournal.com

Baca Selengkapnya ....

Screening Hipertensi Di Warung Kopi Mamiri Tamalanrea

Posted by asharologi 0 komentar

Abdul Gafur, Wahyuni Langelo. 2011. Screening Hipertensi di Warung Kopi Mamiri Tamalanrea.

Hipertensi adalah salah satu penyebab kematian nomor satu secara global. Komplikasi pembuluh darah yang disebabkan hipertensi dapat menyebabkan penyakit jantung koroner, infark jantung (penyumbatan pembuluh darah yang menyebabkan kerusakan jaringan), stroke, dan gagal ginjal. Komplikasi pada organ tubuh menyebabkan angka kematian yang tinggi. Gangguan kerja organ selain menyebabkan penderita, keluarga dan negara harus mengeluarkan lebih banyak biaya pengobatan dan perawatan, yang juga menurunkan kualitas hidup penderita.

Di banyak negara saat ini, prevalensi hipertensi meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas, inaktivatas fisik, dan stres psikososial. Hipertensi sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat (public health problem) dan akan menjadi masalah yang lebih besar jika tidak ditanggulangi sejak dini. Pengendalian hipertensi, bahkan di negara majupun, belum memuaskan. Secara rata-rata, pengendalian hipertensi baru berhasil menurunkan prevalensi hingga 8%. Akan lebih baik jika penanganan hipertensi diintegrasikan dengan sistem kesehatan karena menyangkut aspek ketenagaan, sarana dan obat-obatan. Obat yang telah berhasil diproduksi teknologi kedokteran harganya masih relatif mahal sehingga menjadi kendala penanganan hipertensi, terutama bagi yang memerlukan pengobatan jangka panjang. Berdasarkan data WHO dari 50% penderita hipertensi yang diketahui hanya 25% yang mendapat pengobatan, dan hanya 12,5% yang diobati dengan baik (Depkes RI,2007). 

Dalam bentuk pdf, anda dapat mendownload selengkapnya file Screening Hipertensi di Warung Kopi Mamiri Tamalanrea.
sumber gambar: harianjogja.com

Baca Selengkapnya ....

Menelisik Reformasi Pembangunan Kesehatan Di Indonesia

Posted by asharologi 0 komentar

Ashar. 2011. Menelisik Reformasi Pembangunan Kesehatan Di Indonesia.

Kesehatan adalah unsur vital dan merupakan elemen konstitutif dari kehidupan seseorang. Kesehatan sebagai hak asasi telah menjadi kebutuhan mendasar dan tentunya menjadi kewajiban negara dalam upaya pemenuhannya. Kesehatan juga komponen pembangunan yang memiliki nilai “investatif”, hal ini dikarenakan berbicara tentang kesehatan maka akan membicarakan juga tentang ketersediaan tenaga siap pakai dalam hal ini Sumber Daya Manusia yang sehat dan produktif tentunya.

demo di departemen kesehatanPembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatanmasyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah, (Nasir, 2009). 


Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional yang diupayakan oleh pemerintah. Dalam melaksanakan pembangunan kesehatan di tengah beban dan permasalahan kesehatan yang semakin pelik, dibutuhkan strategi jitu untuk menghadapinya, (Menkes, 2006).

Pemerintah dalam hal ini kementerian kesehatan sebagai penanggungjawab pengelolaan negara di bidang kesehatan selanjutnya melakukan upaya penyusunan rencana pembangunan kesehatan baik dalam jangka menengah maupun jangka panjang. Yang dikaji kemudian adalah pembangunan kesehatan yg diawali dengan visi 2010 di masa menteri dr. Sujudi, kemudian dimasa Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I yang di jabat Ibu Siti Fadillah Supari, dan yang terakhir dan sedang berlangsung adalah Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II yang di jabat Ibu Endang.

Tak bisa kita pungkiri, pergantian tampuk pemerintahan ternyata belum memberikan nuansa baru dalam pembangunan kesehatan. Bisa dikatakan kesehatan belum menjadi isu utama dalam strategi pembangunan di Indonesia padahal kita.......

Dalam bentuk pdf, anda dapat mendownload Makalah ini secara lengkap melalui file Menelisik Reformasi Pembangunan Kesehatan Di Indonesia.
sumber gambar: jakartapress.com

Baca Selengkapnya ....

Pedoman Reformasi Sistem Jaminan Sosial di Indonesia

Posted by asharologi 0 komentar

Ashar. 2010. Pedoman Reformasi Sistem Jaminan Sosial di Indonesia.

Gambar SJSN
Di Indonesia telah lama beroperasi program jaminan sosial yang diselenggarakan oleh beberapa badan penyelenggara jaminan sosial yaitu PT Jamsostek, PT Askes PT Taspen, PT Asabri, Bapel JPKM dan berbagai program-program jaminan sosial mikro, tetapi cakupannya masih relatif rendah dan terbatas pada pekerja sektor formal. Badan-badan tersebut beroperasi secara parsial masing-masing berlandaskan undang-undang atau peraturan yang terpisah, tumpang tindih, tidak konsisten, dan kurang tegas.Sementara itu, diketahui bahwa manfaat yang diterima peserta masih terbatas sehingga peserta tidak terlindungi secara optimal.Pengelolaan lembaga dianggap belum transparan dan dengan manajemen yang profesionalitasnya masih perlu ditingkatkan...

Catatan: Judul di atas merupakan judul buku yang ditugaskan dosen M.K. Hukum, Etika, dan Regulasi KesehatanDalam bentuk pdf, anda dapat mendownload secara lengkap file Pedoman Reformasi Sistem Jaminan Sosial di Indonesia.
sumber gambar: jamsosindonesia.com

Baca Selengkapnya ....

Aspek Hukum Informasi Kesehatan

Posted by asharologi 0 komentar
hukum kesehatan
Ashar. 2010. Aspek Hukum Informasi Kesehatan.

Kesehatan sebagai hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang menjadi tanggung jawab setiap orang, keluarga dan masyarakat serta didukung oleh pemerintah. Undang-undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan Pembangunan Kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk itu upaya kesehatan harus ditingkatkan secara terus menerus untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan (depkes, 2010).


Pada bidang kesehatan yang menyangkut dengan informasi tentunya juga mengandung unsur hukum didalamnya. Sesuatu dikatakan mengandung aspek hukum (Sanjoyo, 2007), bila didalamnya :
1. Mempunyai nilai hukum.
2. Isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk menegakkan keadilan.

Pada UU Kesehatan Tahun 2009 dijelaskan "setiap orang berhak untuk memperoleh pelayanan kesehatan, lingkungan yang sehat dan informasi serta edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggungjawab" (pasal 7). Kemudian dilanjutkan pada pasal 8 "setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya termasuk tindakan pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya dan tenaga kesehatan".

Yang perlu digaris bawahi pada pasal diatas adalah Informasi Kesehatan. Ini menunjukkan bahwa konstitusi kita mengakui adanya hak untuk memperoleh informasi kesehatan atau dengan kata lain informasi kesehatan didalamnya......

Dalam bentuk pdf, anda dapat mendownload Makalah ini secara lengkap melalui file Aspek Hukum Informasi Kesehatan.
sumber gambar: majalahdokterkita.com

Baca Selengkapnya ....

Hubungan Sikap dan Keterampilan Terhadap Kinerja Petugas Promosi Kesehatan

Posted by asharologi 0 komentar
Ashar. 2010. Hubungan Sikap dan Keterampilan Terhadap Kinerja Petugas Promosi Kesehatan.

Pembangunan kesehatan Indonesia bertujuan memandirikan masyarakat untuk hidup sehat. Perilaku hidup sehat dapat ditingkatkan melalui berbagai kegiatan penyuluhan dan pendidikan kesehatan agar menjadi bagian dari norma hidup dan budaya masyarakat. Salah satu strategi utama Departemen Kesehatan adalah menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat (Hapsara, 2004).

penyuluhan kesehatanStrategi untuk mencapai Visi Indonesia Sehat 2010-2015 adalah dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas dengansasaran utamanya antara lain di setiap desa tersedia Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan yang kompeten dan pelayanan kesehatan di setiap Rumah Sakit, Puskesmas, dan jaringannya memenuhi standar mutu (Fahriadi, 2006).


Masyarakat berhak mendapatkan pelayanan kesehatan dengan kinerja terbaik dari tenaga promosi kesehatan dan tenaga kesehatan lain. Namun, pelayanan kesehatan yang terjangkau dan bermutu masih sulit dilaksanakan. Tidak jarang didengar tentang buruknya praktek pelayanan yang diberikan tenaga kesehatan kepada masyarakat baik di Rumah Sakit, Puskesmas, maupun klinik-klinik pelayanan kesehatan. Adanya tenaga kesehatan tidak mengerjakan yang seharusnya mereka kerjakan dan ada tenaga kesehatan yang mengerjakan sesuatu yang seharusnya bukan wewenangnya/kompetensinya. 

Tenaga kesehatan merupakan sumber daya manusia kesehatan yang pada satu sisi adalah unsur penunjang utama dalam pelayanan kesehatan, pada sisi lain ternyata kondisi kualitas saat ini masih kurang. Kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan dalam membuat perencanaan pelayanan kesehatan serta sikap perilaku dalam mengantisipasi permasalahan kesehatan yang terjadi, ternyata tidak sesuai dengan harapan masyarakat. Hal ini dapat dilihat bahwa masih lemahnya tingkat kinerja aparatur pelayanan publik dalam pelayanan kesehatan (Fahriadi, 2003).

*Tugas latihan pada M.K. Biostatistik pada Konsentrasi Promkes, PPS Kesmas Unhas 2010. Penulis kutip langsung dari Latar Belakang Tesis Hendri Parluhutan L.Tobing, “Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Petugas Promosi Kesehatan Puskesmas". Dikarenakan tugas ini lebih fokus kepada metode dan analisis penelitian. 
Dalam bentuk pdf, anda dapat mendownload secara lengkap file Analisis Hubungan Sikap dan Keterampilan Terhadap Kinerja Petugas Promosi Kesehatan.
sumber gambar: klungkung1.diskesklungkung.net

Baca Selengkapnya ....

Penerapan Cognitive Therapy Pada Klien Depresi Pasca Stroke

Posted by asharologi 0 komentar
Ashar. 2011. Penerapan Cognitive Therapy Pada Klien Depresi Pasca Stroke.

Stroke merupakan penyakit degenerative yang banyak menimpa masyarakat perkotaan walaupun kasus tersebut juga bisa dijumpai pada masyarakat pedesaan. Disisi lain stroke kini tak menjadi penyakit yang didominasi oleh orang tua saja, tetapi pada orang muda pun bisa dijumpai juga. Sebagaimana yang dikutip Rohayati (2010) dari buku Seri Gaya Hidup Sehat: Cara Bijak Hadapi Stroke,…….bahwa: "Stroke tak lagi hanya menyerang kelompok lansia, namun kini cenderung menyerang generasi muda yang masih produktif. Stroke juga tak lagi menjadi milik warga kota yang berkecukupan, namun juga dialami oleh warga pedesaan yang hidup dengan serba keterbatasan".
orang stres depresi
Kemudian yang diungkapkan lebih komprehensif oleh Alex (2008) bahwa: "Penyakit jantung dan stroke sering dianggap sebagai penyakit monopoli orang tua. Dulu memang penyakit-penyakit tersebut diderita oleh orang tua terutama yang berusia 60 tahun ke atas, karena usia juga merupakan salah satu faktor risiko terkena penyakit jantung dan stroke. Namun sekarang ini ada kecenderungan juga diderita oleh pasien di bawah usia 40 tahun. Hal ini bisa terjadi karena adanya perubahan gaya hidup, terutama pada orang muda perkotaan modern. Ketika era globalisasi menyebabkan informasi semakin mudah diperoleh, negara berkembang dapat segera meniru kebiasaan negara barat yang dianggap cermin pola hidup modern. Sejumlah perilaku seperti mengkonsumsi makanan siap saji (fast food) yang mengandung kadar lemak jenuh tinggi, kebiasaan merokok, minuman beralkohol, kerja berlebihan, kurang berolah raga, dan stress, telah menjadi gaya hidup manusia terutama di perkotaan. Padahal kesemua perilaku tersebut dapat merupakan faktor-faktor penyebab penyakit jantung dan stroke".

Dalam bentuk pdf, anda dapat mendownload Makalah ini secara lengkap melalui file Penerapan Cognitive Therapy Pada Klien Depresi Pasca Stroke.
sumber gambar: info-sehat.com

Baca Selengkapnya ....

Dukungan Lingkungan & Kebijakan Terhadap Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Posted by asharologi 0 komentar
Ashar. 2011. Dukungan Lingkungan & Kebijakan Terhadap Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

Dalam dunia kerja, di dalam melaksanakan pekerjaannya tak ada satupun tenaga kerja, mulai dari tenaga kerja biasa sampai pada jajaran top leader menginginkan terjadinya kecelakaan pada saat bekerja. Kecelakaan dalam bekerja adalah sesuatu yang sangat dihindari atau tidak dikehendaki oleh seorang pekerja, sebagaimana yang dinyatakan Sulaksmono dalam Santoso (2004) bahwa kecelakaan adalah suatu kejadian tak di duga dan tidak dikehendaki. Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak direncanakan, diramalkan dan menyebabkan orang mendapat kesulitan atau kerugian bagi dirinya (Matandi dan Wendy Rahman, 2006).
K3Hal ini dihindari karena dampak dari kecelakaan kerja dapat mengakibatkan kerugian materi maupun non materi. Lebih detail Sulistiyono (2006) mengemukakan dampaknya sebagai berikut:......

Dalam bentuk pdf, anda dapat mendownload Makalah ini secara lengkap melalui file Dukungan Lingkungan & Kebijakan Terhadap Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
sumber gambar: griyawisata.com

Baca Selengkapnya ....

Proposal Kampanye Pencegahan GAKY

Posted by asharologi 0 komentar
Ashar. 2011. Proposal Kampanye Pencegahan GAKY.

Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) di Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang memiliki dampak sangat besar terhadap kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia. GAKY meliputi pembesaran kelenjar gondok dan hipotiroid, GAKY berpengaruh terhadap prestasi belajar anak usia sekolah dan, rendahnya produktivitas kerja. Pada wanita hamil mempunyai resiko terjadinya abortus, lahir mati, sampai cacat bawaan pada bayi yang lahir berupa gangguan perkembangan saraf, mental dan fisik yang disebut kretin.
Gondok


Di Indonesia saat ini sekitar 750 orang menderita kretin, 10 juta mengalami gondok dan 3,5 juta orang terjangkit gangguan bentuk lain. Survey pemetaan GAKY di Indonesia menunjukkan peningkatan masalah penderitaan kretin membengkak hingga tercatat sebanyak 290.000 orang (Arisman, 2004).

Sumber utama yodium adalah makanan yang berasal dari laut yaitu garam, ikan, udang, dan kerang serta ganggang laut merupakan sumber yodium yang baik. Di daerah pantai, air dan tanah mengandung banyak yodium sehingga tanaman yang tumbuh di daerah pantai mengandung cukup banyak yodium. Semakin jauh tanah itu dari pantai semakin sedikit pula kandungan yodiumnya. (Almatsier, 2003).

Upaya peningkatan kadar yodium dilaksanakan oleh pemerintah melalui fortifikasi pangan dan suplementasi.
Upaya fortifikasi antara lain melakukan berbagai kegiatan untuk masyarakat yaitu,......

Dalam bentuk pdf, anda dapat mendownload proposal pemasaran sosial kesehatan ini secara lengkap melalui file Proposal Kampanye Pencegahan GAKY.
sumber gambar: andriobatherbal.blogspot.com

Baca Selengkapnya ....

Implementasi Program Kesehatan Gratis; Upaya Pemenuhan Hak Dasar Masyarakat

Posted by asharologi 0 komentar
Ashar. 2011. Implementasi Program Kesehatan Gratis; Upaya Pemenuhan Hak Dasar Masyarakat.

Pembangunan kesehatan sebagai bagian integral dari Pembangunan Nasional pada hakekatnya adalah penyelenggaraan upaya kesehatan untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi pengembangan dan pembinaan sumber daya manusia sebagai modal pembangunan nasional. 
pemeriksaan balita
Masalah kesehatan tidak lepas dari aspek sosial, ekonomi, budaya, dan politik. Maka, penentuan kebijakan kesehatan harus melihat sejumlah aspek. Dalam aspek ekonomi, dengan keterbatasan dan ketidakseimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan, menyebabkan pihak provider menjadi kuat dan posisi pasien menjadi lemah. Hal seperti ini sangat berbahaya bagi kondisi kesehatan masyarakat.....

Dalam bentuk pdf, anda dapat mendownload Makalah ini secara lengkap melalui file Implementasi Program Kesehatan Gratis; Upaya Pemenuhan Hak Dasar Masyarakat.
Sumber gambar: selatan.jakarta.go.id


Baca Selengkapnya ....

Analisis Kompetensi Inti Praktisi Promosi Kesehatan

Posted by asharologi 0 komentar

Ashar. 2011. Analisis Kompetensi Inti Praktisi Promosi Kesehatan.

Membaca tulisan core competencies for health promotion practitioners1 memang sangat tepat secara teoritis, namun kadang kala pada saat dilapangan kita selalu mememui persoalan. adakalanya stakeholder yang belum memahami sepenuhnya tentang rencana program yang kita ajukan. Hal ini mungkin bisa saja disebabkan oleh kurang pengalaman personal promosi kesehatan itu sendiri atau memang ada egosentris dari pemegang kebijakan daerah.
promkes
Pengalaman personal bisa diatasi dengan cara terus menerus melakukan pembiasaan atau latihan pada kompetensi yang ingin dikuasai. Pada persoalan kebijakan bisa di intervensi melalui beberapa data dilapangan yang dijadikan rujukan dalam merevisi kebijakan yang tidak relevan jika diterapkan dilapangan.

Berikut gambar (di samping) analisis perbandingan relevansi Kompetensi Inti Praktisi/Petugas Promosi Kesehatan antara Prof. Dr. dr. H.M. Rusli Ngatimin, MPH.2 dengan Assosiasi Promosi Kesehatan Australia.

Secara umum kedua kompetensi inti di atas memiliki kesamaan, namun yang membedakan Assosiasi Promosi Kesehatan Australia (APKA) lebih..............


Dalam bentuk pdf, anda dapat mendownload secara lengkap file Analisis Kompetensi Inti Praktisi Promosi Kesehatan.
Sumber gambar: koleksi pribadi

Baca Selengkapnya ....

Follow Up Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

Posted by asharologi 0 komentar
Berikut adalah petikan surat yang dikirimkan ke alamat email Ibu Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih pada tanggal 22 Januari 2011 tentang Follow Up Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).

Assalamu alaikum wr. wb.
Kepada Ibu Menteri Kesehatan Yang Terhormat.
Walau telah disahkan pada tahun 2004 dan diadakan Judicial Review uji materi pada Agustus tahun 2005, UU No 40 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional masih saja diperdebatkan, baik dikalangan akademik, pemerintah, legislatif, maupun masyarakat pemerhati jaminan sosial, yang dilakukan melalui seminar, simposium dan berbagai bentuk forum lainnya. 

SJSNBerdasarkan hal itu ada beberapa wacana dan isu yang perlu digaris bawahi yakni:
* Badan penyelenggara jaminan sosial apakah multi atau tunggal saja ?

* Persoalan jaminan pensiun yang hanya diberikan kepada PNS/TNI-Polri dan tidak kepada pekerja sektor formal lainnya ?
* Nasib UU, Peraturan Pemerintah, dan peraturan lain sebagai tindak lanjut atau petunjuk teknis UU SJSN ?
* Model jaminan kesehatan ?

Menyangkut wacana badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS) apakah multi atau tunggal, bagi penulis, sepakat dengan ide yang bergulir di komisi IX DPR RI bahwa sangat efektif jika dilaksanakan oleh hanya satu badan penyelenggara saja dengan alasan manajemen penyelenggaran yang satu atap (penggabungan BPJS dalam satu manajemen) bisa mengefektifkan kinerja BPJS. Kemudian kinerja BPJS lebih mudah terkontrol oleh pemerintah dan legislatif, karena tidak lagi melalui birokrasi yang berbelit-belit karena terbaginya beberapa badan penyelenggara. Yang perlu dilakukan tinggal pembagian sektor kewenangan program, misalnya direksi program jaminan pensiun, direksi program jaminan kesehatan, kecelakaan kerja, dan seterusnya. Sangat mirip dengan komposisi birokrasi yang ada di Departemen-Departemen pemerintah atau mirip semacam kantor bersama Samsat.

Kemudian bagi masyarakat kecil cukup menggunakan satu kartu asuransi, mirip semacam ATM, yang berfungsi multi ganda sebagai jaminan kesehatan, pensiun, kecelakaan kerja, hari tua dan lain-lain. Yang terpenting dengan hanya satu kartu dapat digunakan diseluruh wilayah kedaulatan RI, sehingga tidak memberi rasa khawatir jika suatu saat masayarakat ada yang berpindah domisili.

Pada program jaminan pensiun, mestinya bisa diberlakukan juga pada pekerja sektor formal, seperti karyawan BUMN/BUMD dan karyawan swasta lainnya. Karena substansi UU SJSN mencakup seluruh rakyat Indonesia sebagaimana yang dikemukakan pada Pedoman Reformasi SJSN (2006:11) bahwa “jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin agar setiap rakyat dapat hidup layak. Kebutuhan dasarhidup yang layak yang dimaksud UU SJSN adalah kebutuhan esensial setiap orang agar dapat hidup layak demi terwujudnya kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

Hal senada diungkapkan pula Said Iqbal (Sekjean Komite Aksi u/ Jaminan Sosial) bahwa “tidak adil jika selama ini pemerintah memotong setiap penghasilan rakyatnya yang masih bekerja dengan mengatasnamakan pajak tanpa meminta persetujuan rakyat untuk membiayai negara. Tapi disaat rakyatnya dalam kondisi lemah, mungkin karena sakit atau di PHK negara tidak mau bertanggung jawab sama sekali”. Padahal penulis yakin bahwa pekerja formal juga siap untuk membayar iurannya setelah mendapatkan pengetahuan tentang prospek program jaminan pensiun bagi mereka.

UU SJSN pasca enam tahun disahkan, belum ada satu pun UU atau peraturan pemerintah yang menindaklanjuti sebagai petunjuk teknis. Hal ini membuktikan kelambanan pemerintah dan legislatif dalam merespon, sangat jauh kondisinya jika dibandingkan dengan UU politik atau UU “lahan basah” lainnya yang begitu lancar responnya dan cepat disahkan. Seperti halnya UU BPJS, sampai sekarang pembahasannya masih ‘mandeg’ di Komisi IX DPR. Sebagaimana yang di ungkap Harian Pelita (21/10/2010) “Pemerintah dinilai belum siap membahas Rancangan Undang Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (RUU BPJS). Ketidaksiapan pemerintah ini dapat dilihat dari kosongnya Daftar Invetaris Masalah (DIM) RUU BPJS versi pemerintah yang dikirimkan kepada DPR”. Untuk itu perlu adanya political will dari pemerintah dan DPR bahwa rancangan peraturan ini, masyarakat kecil sangat berkepentingan, dan sungguh ironis bahwa pada tahap rancangan dan pembahasan saja memakan waktu bertahun-tahun, belum lagi pada tahap implementasinya yang tidak tertutup kemungkinan bisa menimbulkan banyak masalah.

Model pendanaan jaminan kesehatan universal merupakan wacana yang dianggap paling lengkap, dengan adanya akses perawatan kesehatan preventif, kuratif, rehabilitatif dan promotif yang berkualitas namun terjangkau oleh semua. Sistem pendanaan yang digunakan berupa jaminan kesehatan berbasis pajak dan berbasis kontribusi. Keinginan yang kuat dari pemegang kekuasaan merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan model ini. Dengan opsi kebijakan antara lain; menerapkan UU SJSN secara konsisten, menindaklanjuti UU Kessos, memperbesar anggaran kesehatan, menetapkan peran pemda, dan menjamin keberlanjutan program. Solusi aplikatif yang bisa dilakukan adalah menyusun sebuah skema database penduduk miskin bagi BPJS, sehingga error atau kesalahan identifikasi warga miskin tidak terjadi lagi, dan jaminan kesehatan menyentuh semua lapisan masyarakat. Termasuk pekerja sektor informal dan pengemis serta gelandangan yang tidak memiliki KTP sekalipun.

Sebagai penutup, walau SJSN merupakan tanggung jawab pokok Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, namun Kementerian Kesehatan merupakan bagian dari Koordinasi Kesejahteraan Rakyat sebagaiman Kepres 135 tahun 1999 bahwa Menteri Kesehatan bagian dari koordinasi Menkokesra. Atas dasar ini pulalah aspirasi ini penulis tujukan kepada Ibu Menteri Kesehatan.

Demikian sekelumit yang bisa saya sampaikan kepada Ibu Menteri Kesehatan. Mohon maaf bila ada kekeliruan. Wallaahu 'alaam bishshawaab.

Billahit taufiq walhidayah,
Wassalamu alaikum wr, wb.
sumber gambar: berita99.com

Baca Selengkapnya ....

Artikel Paling Sering Didownload

Pengumuman

Kepada pengunjung blog ini diumumkan bahwa sejak september 2015 nama domain blog ini telah berubah dari tentang-penelitian.blogspot.com menjadi seputarpenelitian.blogspot.com
demikian, harap maklum.

admin
Template by Trik Mudah Seo | Copyright of Seputar Penelitian.